Apa yang Terlambat Aku Pelajari dalam Hidup

Ada kalanya hidup ini kayak guru killer: ngajarnya cepet banget, ngasih ulangan dadakan, dan kita baru sadar jawabannya salah setelah nilainya keluar. Nah, di umur 30-an+ ini, banyak hal bikin aku baru “ngeh” padahal harusnya bisa kupelajari dari dulu. Sayangnya, otak manusia sering lebih fokus mikirin hal receh (kayak misalnya indomie sekarang isinya dikit banget ketimbang dulu pas jaman sekolah).

Nah, biar nggak telat mikir kayak aku, ini beberapa hal yang terlambat aku pelajari dalam hidup.

1. Nggak Ada yang Benar-Benar Peduli Sama Kamu (Kecuali Dirimu Sendiri)

Dulu aku sering overthinking.

Ternyata semua itu cuma drama di kepalaku sendiri. Orang-orang ternyata nggak peduli, bro! Mereka juga sibuk mikirin hidupnya masing-masing. Kalau pun mereka ngatain kita di belakang, percayalah… lima menit kemudian mereka udah lupa karena sibuk dengan urusannya sendiri.

Jadi ya udah, kalau pengen upload story aneh-aneh, upload aja. Kalau mau bikin keputusan yang bikin hidupmu lebih nyaman, lakukan aja. Orang lain cuma figuran di jalan cerita hidupmu. Yang jadi pemeran utama ya tetap kamu sendiri.

Analogi gampangnya begini: hidup itu kayak konser musik. Semua orang fokus sama band yang main di atas panggung. Sedangkan kamu berada di kursi penonton paling belakang. Yakin deh, nggak ada yang merhatiin kamu lagi ngupil atau enggak.

2. Orang Berduit Itu Selangkah Lebih Mudah Hidupnya

Dulu aku pikir orang kaya itu cuma lebih banyak uang. Ternyata lebih dari itu: mereka dapat semacam shortcut dalam hidup. Mau kuliah? Bayar. Mau sehat? Rumah sakit terbaik. Mau bisnis? Modal ada. Sementara kita? Baru mau mulai, udah pusing mikirin cicilannya gimana.

Memang benar kata pepatah lama (yang aku yakin diciptakan sama tukang kredit): “Uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang.”

Tapi bukan berarti kita harus iri. Justru ini jadi motivasi: besok harus cari duit yang cukup, biar anak kita nggak perlu hidup sesulit kita jaman dulu. Kalau bisa, mereka nggak perlu ngerasain drama makan mie instan pas tanggal tua, meskipun makan mie pas kapan aja juga tetap enak.

Hidup itu kayak main gim. Orang kaya mulai dari level 10 dengan senjata premium, sementara orang biasa mulai dari level 0 pake senjata kayu. Bisa menang? Bisa. Tapi jelas perjuangannya beda.

3. Good Looking Itu Penting!

Mau sejujur-jujurnya, dunia ini emang jahat. Orang good looking itu selalu punya prioritas.

  • Nyari kerja? Wajah fresh, langsung dianggap “percaya diri.”

  • Nyari pasangan? Nggak usah susah-susah. Kadang cuma senyum dikit udah bikin orang baper.

  • Mau ngutang? Yang ganteng atau cantik biasanya lebih gampang dipercaya.

Sakit? Emang. Tapi ya itu realita. Makanya, meskipun kita nggak bisa ganti genetik, kita bisa jaga penampilan. Rajin mandi (ini penting banget, jangan disepelein), potong rambut kalau udah mirip singa, pakai baju rapi sesuai situasi.

Ingat, good looking itu bukan harus mirip artis Nicholas Saputra. Tapi minimal kita bisa tampil layak. Percuma punya hati baik kalau ketemu orang malah kabur karena bau badanmu bikin gagal fokus.

4. Setiap Orang Punya Jalan Hidup yang Berbeda

Dulu aku sering bandingin diri sendiri sama orang lain.
“Kenapa si A udah sukses, sedangkan aku masih gini-gini aja?”
“Kenapa si B udah nikah, sedangkan aku masih jomblo?”

Ternyata hidup itu nggak bisa diseragamin. Setiap orang punya timing sendiri. Ada yang sukses di umur 25, ada yang baru bersinar di umur 45. Ada yang nikah muda bahagia, ada juga yang nikah muda terus cerai.

Jadi, ngapain iri? Tugas kita bukan lomba siapa cepat-cepetan sukses. Tugas kita ya jalanin hidup dengan legowo.

Hidup itu kayak lari maraton. Ada yang larinya kenceng dari awal, ada yang santai dulu baru sprint di akhir. Yang penting finish, jadi bukan siapa yang paling heboh di tengah jalan.

5. Jangan Terlalu Serius Sama Hidup

Kadang kita perlu ketawa sama diri sendiri. Misalnya waktu kepleset di depan kelas—ya udah, ketawain aja. Atau waktu gajian habis dalam dua hari—ya sambil nangis ketawa juga nggak apa-apa.

Karena pada akhirnya, hidup itu bukan cuma tentang bertahan hidup, tapi juga tentang gimana kita bisa menikmati prosesnya.

Penutup

Telat belajar bukan berarti nggak bisa dipraktikkan. Semua poin ini aku baru sadar setelah umur lewat kepala tiga. Kadang aku nyesel, “Kenapa nggak mikir gini dari dulu?” Tapi yaudah, lebih baik telat daripada nggak sama sekali.

Hidup memang nggak ngasih buku panduan lengkap. Kadang kita belajar lewat sakit hati, lewat dompet tipis, atau lewat pengalaman memalukan. Tapi justru itu yang bikin kita lebih manusiawi.

Jadi, kalau kamu sekarang masih 20-an dan udah baca ini, anggap aja aku kasih contekan sebelum ulangan. Manfaatin. Kalau kamu seumuran aku, ya tenang… kita masih bisa ngejar. Yang penting jangan kebanyakan overthinking, jangan kebanyakan iri, dan jangan lupa merawat diri.

Karena ujung-ujungnya, yang bertanggung jawab sama hidup kita… ya kita sendiri.

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url