10 Aneka Olahan Pisang Raja Tradisional Terbaik

Aneka olahan pisang raja apa saja sih yang bisa dibuat? Pisang memang jadi buah tropis yang banyak digemari oleh banyak orang. Dengan rasanya yang manis, membuat pisang raja mudah dijadikan aneka sajian yang menggugah selera. Sebut saja pisang goreng, pisang bakar, pisang coklat, sampai yang sedang tren saat ini: nugget pisang.

Namun siapa sih yang menyangka kalau pisang raja juga bisa disajikan dalam bentuk makanan tradisional? Mungkin kebanyakan dari kita hanya mengetahio beberapa sajian saja seperti es pisang ijo dan sale pisang. Padahal, ada aneka kudapan tradisional yang dapat diolah dari pisang raja. Penasaran? Langsung saja kita simak yang satu ini!

Aneka Olahan Pisang Raja Tradisional Terbaik

Apa saja sih aneka olahan pisang raja yang bisa kita coba?

Pisang Cekodok

Jalan-jalan ke Sumatera Utara dan Barat rasanya tidak lengkap tanpa jajan kuliner yang satu ini. Cekodok adalah salah satu dari beberapa aneka olahan pisang raja berbentuk bola yang terbuat dari bahan pisang khas Sumatera yang digoreng sampai berwarna kecoklatan. Bisa menggunakan frying pan atau air fryer variasi lebih sehat.  Rasanya sangat legit karena memakai pisang raja, yang sudah matang.

Mata Roda

Sesuai namanya, kuliner yang satu ini memang berbentuk seperti roda alias bundar. Mata roda sangat terkenal di daerah Jawa Tengah sebagai jajanan basah yang bertekstur kenyal dengan rasa yang manis-gurih. Oh ya, mata roda ini juga terdapat di daerah lain dengan sebutan yang berbeda. Seperti di Jawa Barat (Sunda) yang sebutannya adalah kue putri noong, sedangkan di Makassar disebut beppa janda atau kalimbu.

Carang Gesing

Carang gesing meripakan olahan pisang raja yang dipadukan dengan gula, garam, dan telur. Namun juga bisa menggunakan bahan dasar pisang lainnya seperti pisang kepok.

Nagasari

Dari dulu sampai sekarang, kuliner basah asal Jawa Tengah ini hampir tak pernah absen dari peredaran jajanan pasar tradisional. Nagasari adalah perpaduan dari beberapa adonan yang terbuat dari tepung beras, santan, dan gula, yang diisi dengan pisang raja matang. Namun juga terkadang diisi dengan pisang kepok.

Pisang Plenet

Pisang plenet merupakan kuliner khas Semarang berupa pisang bakar yang dipipihkan atau “diplenet”. Pisang raja yang dibakar hingga layu, kemudian diplenet sampai dagingnya melebar, kemudian diolesi dengan margarin, lalu dibakar lagi sampai permukaannya kecoklatan. Maknyus deh pokoknya!

Lempeng Pisang

Sekilas, olahan pisang yang satu ini mirip dengan pancake, hanya saja pisangnya dipotong dadu atau dilumat kasar untuk dicampurkan dalam adonan kue. Jadi saat disantap, masih terasa tekstur pisangnya yang bergerindil dan tentunya membuat sensasi tersendiri.

Pisang Gapit

Pisang gapit ini adalah pencuci mulut khas Kalimantan Timur yang pengolahannya harus digapit atau dijepit sebelum dibakar. Jadi, pisang kepok atau raja dibakar dahulu sampai layu, lalu dijepit sampai pipih tapi tidak terlalu melebar seperti pisang plenet. Setelah itu, pisang yang telah dibakar dioles margarin dan dibakar lagi sampai kedua sisinya matang.

Pisang Rai

Eits, jangan sampai olahan pisang ini tertukar dengan mata roda ya. Pisang rai merupakan kuliner khas Bali yang berbahan tepung beras, santan, air suji, dan kelapa parut. Lalu diisi dengan pisang raja, tanduk, atau kepok yang sudah matang. Nantinya, adonan berisi pisang ini digulung terus dibungkus pakai daun pisang seperti lemper, kemudian dikukus sampai matang.

Barongko Pisang

Kuliner basah ini berasal dari Bugis, Makassar yang memiliki tekstur yang lembut dan rasanya legit. Bahkan, aromanya benar-benar wangi saat baru selesai dikukus. Barongko memakai bahan pisang kepok atau raja yang sudah matang, santan, telur, gula, dan garam secukupnya. Uniknya, telur yang dipakai ternyata tidak tanggung-tanggung, yakni sekitar 6-10 butir telur. Mantap!

Pisang Epe

Sajian pisang yang satu ini hampir mirip dengan pisang gapit, hanya saja menggunakan saus gula merah yang legit sebagai kondimennya. Pisang epe adalah kuliner yang sangat populer di Pantai Losari, Makassar. Dalam bahasa setempat Epe berarti “jepit”, karena pisang ini perlu dijepit saat proses pembuatannya. 

Semoga bermanfaat, silakan tambahi kalau ada yang kurang, dan tinggalkan komentar berupa saran atau kritik yang membangun.

Salam

Hadi

Halo, saya Hadi. Terimakasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa tinggalkan jejak, agar saya dapat mengunjungimu balik.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

{post ads 1}

{post ads 2}