Cara Membuat Novel Komedi

Kalau kamu sedang mencari tahu cara membuat novel komedi, kamu menemukan ulasan yang tepat nih dari ahlinya. Tips ini diberikan oleh Jacob Julian pengarang Comedy of Juno.

Kayaknya komedi sekarang mulai ngeterend lagi ya. Banyak yang kepincut untuk bikin komedi. Biasanya para blogger, yang terinspirasi dari Raditya Dika. atau emang murni pembaca yang ngepens bingit sama Dono, Kasino, Indro. Juga serial Lupus yang melekat abis di kepala. Tapi kebanyakan pada ngeluh, katanya sulit. Padahal sebenarnya yang ngebikin sulit itu adalah pikiran kita sendiri. Semuanya bisa dipelajari kok.

Berikut ini ada trik dari Mas JJ, penulis Comedy of Juno. Ya kali bisa bikin pencerahan.

Simak obrolannya dan nikmati sajiannya. Halah.

Kenalin diri ke pembaca blog dong mas. Udah punya pacar atau belum gitu

Hei, hai, halo … nama saya Jacob Julian. Saya seorang pria tampan dari gunung—sudahlah emangnya ini Kera Sakti. Nggak tahu Kera Sakti, makanya nggak usah kebanyakan nonton Serigala Ganteng! Saya pria jomblo yang realis. Re itu artinya ulang. Alis itu alis. Jadi saya ini pria jomblo yang suka cewek manis dan sipit. Contohnya sih gampang, Shinta Naomi di anggota Jeketiempatlapan gitulah. Kalau mau kenal lebih lanjut follow aja Twitter saya: @jacobjulian bisa tanya-tanya tentang apa aja.

Umur saya sudah bisa dikatakan “usia jenjang siap kawin—nikahnya jangan karena alasan ekonomi”. Kenapa siap kawin? Karena sudah akil balik. Kenapa sudah akil balik? Ya karena … lupakan. Saya tinggal di kota Gadis dan kota pecel—cari aja sendiri di google. Hobi saya akhir-akhir ini adalah stalking cewek dan memimpikannya setiap malam. Hobi lainnya berhubungan sepak bola dan musik. Oh … saya juga sering berburu UFO.

Udah punya novel solo gini, bangga nggak mas disebut novelis?

“Disebut” dalam pertanyaan tadi adalah penanugrahan sebuah titel dari orang lain kepada saya. Jadi kalau Anda nyebut diri saya novelis ya monggo aja. Tapi saya lebih suka memanggil dirinya pencerita lewat tulisan. Kepanjangan? Maka kalau ada tante-tante cakep butuh belaian nanya apa kerjaan saya, saya jawab, “Detektif partikelir.”

Arti menulis itu apa sih buat kamu?

Mencatat sejarah. Mengenang sejarah. Mengulang sejarah. Memperbaharui sejarah. Apa yang saya tulis akan digunakan untuk masa depan walau kadang saya masih suka nulis tentang masa lampau. Contohnya: ditolak gebetan. Lima kali dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. *senderan

Sejauh ini kayaknya seneng nulis komedi ya mas? Passion-nya di situ atau gimana sih? Kenapa kok milih komedi?

Nah ini … ini kayak pertanyaan nomor 2. Kamu hanya seringnya ngelihat novel saya yang komedi. Kalau bisa dilihat lagi, novel saya justru banyak yang komedi juga sih sebenarnya. *lha? Sebenarnya ini bukan passion sih. Saya nulis komedi atau horor itu karena pelarian dari genre yang namanya ROMANCE!!! Atau genre ‘yangyangan’ gitu. Ya pokoknya genre cinta-cintaan gitu lah.

Soalnya sih … SAYA INI JOMBLO! KENAPA SAYA HARUS NULIS KISAH ROMANTIS?! MASA SAYA HARUS NULIS KARAKTER SAYA PACARAN SEDANG SAYA NGGAK PERNAH PACARAN! NGGAK BISA! KARAKTER SAYA SEMUANYA KUDU MENDERITA DAN MATI! MATI! MAAATTTIIIII!!!! *istighfar

Dulu kalau gak salah aku pernah baca kalau kamu mampu nulis satu novel itu dalam empat belas hari kan mas? Biasanya bagi waktunya itu gimana?

Iya bener. Itu kalau moodnya sedang bagus dan si gebetan lagi mau jawab WhatsApp saya atau pas distalking lagi nggak nge-twit tentang pacarnya. Kalau seperti ini sih saya bisa nulis novel dalam sehari. Bandung Bondowoso aja bisa buat seribu candi dalam sehari, masa Jacob Julian nggak bisa. Cih.

Tentang bagi waktu sih itu simpel. Kita hidup di dunia yang sama. Punya waktu 24 jam. Ya jadinya dibagi aja waktunya. Gitu aja kok repot. 24 kan itu 6×4 atau juga bisa 4×6. Nggak ada yang aneh buat bagi waktu kok.

Ide biasanya nemunya di mana mas?

Nyolong dari kepala orang lain. Ada buku berjudul STEAL LIKE AN ARTIST. Dan seorang Steve Jobs pernah berkata, Good Artist Copy, Great Artist Steal.

Cara matengin ide itu menurut kamu gimana mas? Ada yang bilang, hari ini dapat ide ini, besoknya itu.

Matengin ide ya gampang. Taruh ke dalam panci. Panasi. Tunggu sampai mendidih. Angkat dan tiriskan. Beres. Lebih baiknya sih, mau dapat ide beda setiap hari itu namanya berkah. Patut kamu syukuri. Catat aja semua ide yang datang ke kamu. Seperti halnya buah, ide yang bagus adalah ide yang matang. Kamu tunggu dan rawat baik ide-ide mu. Jangan ambil buah yang belum mateng, ntar hasilnya cabe-cabean. Buat ide menjadi gagasan setelah itu jadikan tulisan. Niscaya semua keinginanmu akan terkabul dengan bantuan tujuh bola ajaib, Dragon Ball.

Setelah nemu ide, apa lagi sih yang perlu dilakuin sebelum nulis komedi mas?

Ya itu tadi. Mencari Dragon Ball.

Gimana sih cara bikin adegan lucu yang bisa buat ketawa mas? Apa perlu survey?

Biarkan yang survei itu Cak Lontong saja. Saya biarkan stalking cewek dan buat kesedihan saya jadi kebahagian orang lain. Ada yang pernah berkata, sakiti satu orang dan ribuan orang bakal tertawa. siapa tahu pas kamu nulis adegan leher diiris dengan silet justru yang baca ada yang ketawa, tapi pas kamu nulis tentang komedi orang yang baca justru mual-mual?

Dengarlah kawanku … dunia ini fana sekali. Jadi apa yang kau tulis bisa diputar ulang 360 derajat di kepala orang lain. kalau mau adegan lucu, buatlah dia jujur seperti yang terjadi di dunia nyata. Mungkin ada sifatnya sureal atau absurd. Nggak apa. selama kamu anggap yang kamu tulis itu lucu—setidaknya kamu tertawa, ya sudah cukup. Selebihnya biarkan pembaca yang menilai dan mertua menentukan tangga nikah aku dan dia.

Cara membuat novel komedi

Dalam romens biasanya konfliknya di cinta-cintaan. Nah kalau komedi itu, konfliknya perlu gak mas? Biasanya disempilin di bagian apa, gitu?

Perlu dong. Di buku COMEDY OF JUNO (masih ada di toko buku lho! Mau pesan lewat aku? bisa!), konfliknya adalah seorang rockstar yang mau jadi comic—standup comedian. Konflik dalam sebuah cerita itu penting. tanpa konflik, kamu mau menceritakan apa dalam ceritamu? Ambil sebuah novel best seller di rak bukumu, apapun genrenya dan lihatlah … selalu ada konflik di ceritanya. Mau diselipin di mana aja boleh kok konflik itu. asal jangan diselipin di kutang cewekmu. Ntar konfliknya tambah besar.

Apa aja yang harus disiapin sebelum bikin novel komedi mas?

Jiwa yang sedih. Serius. Tapi entahlah. Kalau aku sih pastinya outline yang matang. Karena tanpa outline, aku ini kompas tanpa magnet. Sayur tanpa garam. Pengantin pria tanpa pengantin wanita.

Lucu itu relatif. Gimana menurut kamu mas?

JANCUK! Pertanyaan ini sungguh FILSAFAT sekali! Oke. Akan saya jabarkan mumpung saya ini seorang filsuf. Awalnya kamu harus tahu arti pertanyaan kamu sendiri karena sebuah pertanyaan yang terlontarkan oleh si penanya harusnya diketahui sedikit jawabannya.

Karena butuh penegasan, makanya dia bertanya. Jadi mulanya adalah kamu harus tahu arti relatif itu dulu. relatif, kalau kata sebuah situs artinya adalah tidak mutlak. Mutlak sendiri artinya tidak boleh tidak. Harus “iya”.

Jadi relatif itu “tidak iya”. Bagaimana sebuah lucu itu tidak iya? Tidak iya itu adalah sebuah ambang batas dialektika sebuah kalimat. Karena tidak ada tidak yang bersifat iya. Kalau pun ada, itu hanya pengecualian. Seperti seorang cewek. Ya … cewek adalah contoh nyata dalam ini. Contoh nyata: sayang, kamu tidak apa-apa? si cewek balas, tidak.

NAH! Di sini tidak berarti iya. Inilah yang dimaksud dengan relatif. Jadi lucu itu relatif sungguh salah sekali saudara bung. Lucu itu cewek. Anda bingung? maka lain kali mohon kasih pertanyaan yang lebih berbobot lagi … kapan Jacob Julian bisa bercinta dengan Shinta Naomi gitu.

Pernah dapet komen negatif tentang karyamu mas? Gimana rasanya? Atau gimana kalau tiba-tiba ada pembacamu yang ngebully gitu?

Ya ini sih konsekuensi dalam berkarya sih. Kalau nggak suka, ya berarti apa yang kutulis bukan buat dia. Kalau suka, ya berarti karya itu untukmu. Dan itu sering sekali. Biasanya sih jarang langsung ditampar di muka. Kebanyakan sih kritikan negatif yang jelek diam-diam aja. Sejauh ini semuanya nerima baik.

Kalau ada yang nggak suka ya sudahlah. Gimana rasanya kalau ada komen negatif? Santai aja. Ada yang nge-bully? Ya udah bully balik aja. Sikaplah jantan. Percuma jadi cowok tapi nggak jantan. Tapi kalau saya di bully saya bakal nangis kok. Saya kan cancer. *apa hubungannya?

Ada pepatah bilang, hidup itu kan muter. Sekarang di bawah, terus muter lagi ke atas, lalu muter lagi. Sadar gak kalau banyak penulis mula yang muncul? Menurutmu apa bakal jadi persaingan?

Penulis mula muncul banyak dan nerbitin buku dan lebih bersinar dari karya saya ada banyak. Dan saya sadar. Ketika sadar saya lalu ngapain? Biasanya sih cuci muka, sarapan, ngopi, ngegame lalu tidur lagi sampai ada yang ngetuk pintu kamar dan ternyata itu Shinta Naomi ngajakin saya kawin lari. Persaingan itu mutlak bung.

Ini industri kreatif. Yang kreatif yang bertahan. Survival for the fittest. Ada yang lebih dari kamu, buatlah yang lebih baik lagi di karya selanjutnya dan karena semuanya serba cepat, mau gak mau kau harus lebih cepat lagi. Pakai prinsip catur aja. Kuda itu jalannya ‘L’.

Satu kata teryahut buat penulis mula mas. Yang memotivasi lah kalau bisa

Satu kata teryahut buat penulis pemula: “payudara” yang memotivasi: “kamu nulis buat apa?”

Pertanyaan Titipan dari Pilo, katanya kapan kawin? Ini boleh dijawab boleh juga diskip

Saya jawablah … kan saya jantan *rapiin brewok. Saya kawin kalau ada cewek yang ngajakin saya kawin saat ini juga! Berani cariin cewek macam begini gak, wahai kau Pilo? Nggak kan? cih!

Pertanyaan Titipan lagi, dari Anonim, dia malu kalau namanya dipublikasikan, katanya kok keren sih kamu mas, rahasianya apa?

Ini pasti hoax. Masa ada orang yang bilang saya keren? Nggak mungkin. Rahasianya ya jangan dibocorkan. Rahasia bukanlah rahasia lagi kalau bocor. Kalau anonim ini cewek, tolong katakan suruh temui saya, orangtua saya lalu kita tentukan tanggalnya.

Masih pertanyaan titipan, yang ini dari Liyun Pamela. Oh kalau gitu mending kamu salamin aja dulu, kayaknya dese lagi single mas.

Ya kalau dia single tapi aku nggak, terus mau gimana? Cuma salam doang? Hai Liyun! Kamu cakep kayak Julie Estelle gak? Nggak? Oh ya udah. Pergi ke padang pasir sana.

Bagaimana cara membaca pikiran pembaca, buat jadi tolak ukur, apakah joke joke  yang kita tulis dalam cerita sudah cukup lucu bagi pembaca?

Mau bisa membaca pikiran pembaca? Belajar dari penyihir aja mbak. Bastian Steel kayaknya lagi buka lowongan buat cari kutu di rambutnya tuh. Untuk tolok ukur seperti yang kusebutkan di atas, kalau joke yang kita tulis sudah cukup bikin kita ketawa, ya itu cukup. Minimal kalau nggak ada yang ketawa, kita sudah bisa ketawa. Hibur dirimu sendiri dululah. Orang lain nanti aja. Kalau dirimu nggak bahagia, bagaimana dengan orang di sekitarmu? Jangan muluk-muluk, nanti sumuk. Terus jadi gemuk. Jadi makanan nyamuk.

Kalau mengendapkan tulisan bertujuan untuk nantinya menuju ke arah editing, sebaiknya berapa lama waktu yang diperlukan?

Kalau pengalaman pribadi sih selama ini saya nggak nyentuh tulisan setelah draf satu selesai biasanya nunggu bulan purnama ke dua puluh atau nggak nunggu selesainya Saturnus mengitari Matahari. Tapi yang paling cepat sih nunggu kapan Emak Ijah Pulang Haji. Mengendapkan itu secukupnya aja. Maksimal setahunlah. Paling cepet ya sampai saya nggak jomblo lagi.

Sebagai penulis, mana yang lebih Anda dulukan; Jadi penulis yang bukunya harus laku keras atau penulis yang terpuaskan akan ceritanya yang menarik menurut penulis itu sendiri tapi tidak bagi pembaca?

Sekali lagi, posisi saya di sini bukan sebagai penulis. Saya ini detektif partikelir. Salah kalau tanya seperti ini. Tapi sebagai seorang pencerita, yang saya utamakan selalu adalah pembaca suka dengan karya saya. Karena itu adalah bahan bakar saya untuk selanjutnya bercerita.

Masa sih nulis satu cerita nggak ada yang suka sama sekali? Jadi ya … saya adalah pencerita yang suka memuaskan pembaca. Tapi tidak pernah sekali pun apa yang kulakukan memuaskan bagi dirinya. Kurangkah aku ini di matanya? Duhai adinda … Jacob ini siapa?

*** 

Jadi kesimpulannya, ide itu bisa dari mana aja. Bisa nyolong dari orang. Bisa nyolong juga dari kutang (apa ini?) 

Kita nggak tahu gimana kemampuan kita kalau kita nggak pernah nyoba. Semangat berkarya, dan jadilah dirimu sendiri. Yakinlah suatu saat nanti kamu bakal berjaya. Eaaa.

 7,677 total views,  5 views today

2 Comments

  1. Deidre Trepanier Desember 26, 2019
  2. Aorlin Desember 31, 2019

Leave a Reply